Sumber : today.line.com
Fans Didi Kempot yang tergabung dalam Sobat Ambyar tersebar di mana-mana, bukan cuma di Jawa atau terbatas pada orang Jawa saja. Pasalnya, Lord Didi adalah penyanyi legendaris skala nasional yang karyanya sudah didengar jutaan orang di Indonesia, meski uniknya dia lebih sering menulis lirik dalam bahasa Jawa yang belum tentu dimengerti oleh orang non-Jawa.
Terkadang seseorang menyukai karya Didi Kempot bukan karena liriknya (yang mungkin tak mereka pahami), tapi karena musiknya. Bahkan orang Jawa sendiri pun belum tentu paham 100% dengan lirik lagu Didi Kempot karena dia menggunakan campuran berbagai bentuk bahasa Jawa, dari bahasa kromo (kasar) sampai inggil (halus).
Nah, buat kamu yang ingin menikmati lagu-lagu Didi Kempot tapi tak paham bahasa Jawa, jangan khawatir. Selain kamu tetap bisa mendengarkan lagu-lagu hitsnya, kamu juga bisa mencoba lagu-lagu Lord Didi yang berbahasa Indonesia berikut.
- Tanjung Perak
Sumber : youtube.com
Tanjung Perak adalah nama sebuah pelabuhan besar di Kota Surabaya. Dalam lagu ini, penyanyi mengajak banyak orang untuk berekreasi kesana karena sedang “terang bulan” dan “udara bersinar terang.” Dia pun mengajak sebanyak-banyaknya teman, termasuk pak RT, pak lurah, sampai pak camat untuk turut serta ke Tanjung Perak.
- Sutradara Cinta
Sumber : akurat.co
Lagu ini berisi ungkapan kesedihan seorang pria pada seorang wanita yang dianggap palsu karena penuh sandiwara bagaikan seorang sutradara cinta. Si pria itu menjadi “pemainnya dalam kisah nyata” yang berarti dia sebenarnya adalah korban cinta. Dia pun merasa luka yang sangat dalam di hidupnya setelah dia tahu siapa wanita itu, yang tak lebih hanyalah seorang yang tak setia.
- Aduh Mana Tahan
Sumber : suara.com
Lagu bernuansa pop ini berisi dialog antara seorang pria dan wanita, di mana si pria yang bernama Abang Komar ingin melamar si wanita alias Minten. Meski menggebu-gebu, Juminten ingin Abang Komar kerja dulu sebelum pacaran, tapi Abang Komar mengaku sedang menunggu panggilan. Dengan gaya lagu retro ala 90-an, “Aduh Mana Tahan” dengan komikal menggambarkan situasi muda-mudi di masa itu yang selalu tersandung masalah pekerjaan.
- Bungkus Saja
Sumber : tribunnews.com
“Bungkus Saja” juga bernuansa pop retro, kisahnya tentang seorang pemuda “berkantong kosong, tak ada duit, dan modal dengkul” yang mencoba menggoda seorang gadis yang cantik bak bidadari. Mereka datang hanya bawa cinta, tapi muda-mudi yang sudah kasmaran ini beranggapan bahwa cinta tak memandang miskin atau kaya. Musik khas lagu ini seolah membawa kita kembali ke era 90-an yang nostalgik.
- Cintaku Jauh di Lampung
Sumber : liputan6.com
Sesuai judulnya, kita bisa menebak seperti apa narasi lagu ini. Ini adalah cerita seorang pria di tanah Jawa yang merindukan kekasihnya di Lampung, yang sudah dua tahun tak ada berita. “Cintaku Jauh di Lampung” juga mengandung beberapa lirik bahasa Jawa yang ditulis secara sambung menyambung dengan bahasa Indonesia, jadi pendengar pasti tak akan bosan.
- Kecil-kecil Kenal Cinta
Sumber : mojok.co
Lagu ini menceritakan kisah cinta masa kecil atau mungkin masa remaja, yang diawali dengan perjumpaan pertama, pandang-pandangan, lalu salam-salaman, kemudian disambung surat-suratan, dan akhirnya apel malam minggu, hingga berlanjut ke pacaran dan sampai syarat nikah. Semua orang pernah mengalami masa-masa indah ini pada satu titik kehidupannya, di mana cinta terasa begitu indah dan sederhana.
Nah dari enam lagu di atas, mana nih yang paling kamu sukai?. Baca juga Ganteng Maksimal, Ini 7 Gaya Kasual ala Aktor Tampan yang Bisa Kamu Tiru!.