Yuk Simak Beberapa Tips Memilih Rumah Cluster untuk Hunian Keluarga

  • GoBekasi
  • Feb 05, 2022

Pernah melihat sekumpulan rumah berbentuk satu tipe yang dibangun bersamaan dan tidak mempunyai pagar? Itulah rumah cluster. Secara umum, tampilannya hampir serupa dengan rumah townhouse. Hunian jenis ini cukup laris di pasaran. Yuk simak deskripsi lengkap dan tips memilihnya di sini.

Di cluster umumnya terdapat fasilitas rekreasi seperti lapangan basket, kolam renang bersama, taman bermain anak, pusat kebugaran, dan jogging track. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh semua penghuni. Biasanya juga dikelilingi pagar agar tak dapat digunakan oleh selain penghuni. Untuk kamu yang ingin memilih rumah cluster. Grand wisata adalah solusi yang cocok untuk kamu yang ingin tinggal bersama keluarga besar kamu.

Di Grand wisata selalu menghadirkan produk properti dengan added value yang melebihi ekspektasi. Konsep desain yang kami gunakan selalu mempertimbangkan aspek lingkungan, keamanan kenyamanan dan kemudahan. Hunian yang kami ciptakan selalu mempertimbangkan keleluasaan ruangan, keindahan serta tata cahaya dan sirkulasi udara yang optimal.

Tips Memilih Perumahan Cluster

Saat ini banyak sekali kompleks baru bermunculan. Banyak deretan pengembang mempromosikan komplek dan cluster barunya, namun nyatanya kualitas rumah kurang bagus atau malah tidak memenuhi standar. Jika Anda tertarik tinggal di rumah cluster bersama keluarga, Anda perlu cermat mempelajari beberapa hal sebelum membelinya. Lakukan beberapa tips berikut:

1. Kenali Perusahaan Pengembangnya

Cari tahu informasi sebanyak-banyaknya tentang pengembang. Ketahui bagaimana reputasi dan rekam jejaknya. Selain mencari informasi di internet, Anda juga dapat bertanya langsung kepada teman-teman atau kerabat yang memiliki pengalaman membeli rumah cluster dari pengembang yang sama. Pastikan reputasi pengembang bagus, tidak bermasalah secara hukum demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

2. Pertimbangkan Tipe Rumah dan Lokasi

Jangan langsung percaya begitu saja informasi pada brosur atau iklan. Jika di sana dikatakan hanya 5 menit ke stasiun kereta atau 10 menit ke pusat perbelanjaan terbesar, baiknya langsung periksa kebenarannya. Ketika mengecek sendiri Anda dapat menilai apakah lokasinya benar-benar dekat dan akses Anda ke tempat kerja mudah atau tidak.

Perlu juga dipertimbangkan faktor harga, rumah di cluster umumnya punya harga lebih mahal, dibandingkan di area hunian biasa atau di daerah rumah perkampungan. Sebab yang  pengembang jual adalah lingkungannya : yang lebih tertata, diklaim lebih bersih dan terawat serta  berpagar.

Lokasi juga erat kaitannya dengan faktor legalitas, yang mana perlu jadi perhatian utama. Sebelum membeli pastikan kita punya kopi sertipikat tanahnya. Dengan demikian kita bisa cek silang ke BPN atau notaris, mengkonfirmasi  tentang status tanahnya. Baiknya diperjelas jauh hari di depan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Apakah sudah free and clear? Baiknya juga status legal juga sudah HGB, artinya sepenuhnya formal dan telah terdaftar di BPN. Cek sekalian juga kecocokkan peruntukkan tanahnya, pastikan memang untuk peruntukkan hunian, agar lancar mengurus IMB nya nanti.

3. Fasilitas Bersama yang Memadai

Fasilitas pendukung dan akses ke toko ritel. Ini yang umumnya menjadi sisi minus ketika Anda membeli dan tinggal di rumah cluster. Lingkungan perumahan cluster tidak didesain untuk “memanjakan” penghuninya dengan fasilitas lengkap. Toko apalagi yang 24 jam dan supermarket terbatas, untuk ke sana, bisa jadi harus keluar pos keamanan dulu.

Salah satu tantangan bagi perumahan model cluster tunggal ialah bagaimana bisa lebih blending dengan lingkungan sekitarnya, sehingga ke depan ada keharmonisan  yang bisa dibangun dan terus di jaga. Lingkungan secara alamiah tentu tidak bisa bediri sendiri. Terkait masalah pasokan air bersih, kualitas udara , kualitas aliran sungai di sekitarnya, resiko kebakaran,  faktor kebisingan, kenyamanan lalu lintas daerah itu  misalnya, tentu tidak bisa dikelola atau ditangani secara terkotak – kota per batasan lingkungan. Kita juga tentunya tidak ingin lingkungan hunian kita menjadi terisolir, terputus kontak sosial dan terbatasi manfaatnya dari lingkungan sekitar dan konteks sosialnya.

Related Post :